
Warga Desa Pepandungan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulsel, umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
Masyarakat menanam padi di sawah milik sendiri, kemudian hasil panen digunakan untuk kebutuhan keluarga.
Hasil panen padi tersebut ditumpuk rapih kedalam landa' alias lumbung padi.
Landa' merupakan salah satu warisan para leluhur masyarakat Desa Pepandungan dan sampai saat ini masih dilestarikan.
Tujuan hasil panen disimpan di Landa' untuk mengatasi adanya serangan dari hama tikus.
Demikian disampaikan Kepala Desa Pepandungan, Tahir (60) saat ditemui di desanya, Minggu (6/11/2022).
"Ini warisan para leluhur kami, dan sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat," ujar Tahir.
Landa' memiliki empat penopang yang terbuat dari batang pohon wanga, begitu juga dinding berbahan kayu wanga.
Landa dibangun seraya rumah panggung dengan kaki tinggi dua meter dari atas tanah untuk mencegah agar padi atau gabah tidak dimakan tikus atau binatang lainnya.
Sementara atapnya, ditutupi menggunakan seng.
Kendati demikian, Tahir mengatakan, dulunya atap Landa' menggunakan alang-alang. Namun karena sudah lapuk dan bocor hingga digantilah atap seng.
Bangunan Landa' yang berukuran sekitar 3x4 meter persegi ini saling berjejer antara satu sama lain.
Desa yang memiliki tofografi pegunungan dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 50–1500 sangat menarik untuk dikunjungi.
Sebab, desa yang berada di kaki Gunung Latimojong tersebut menawarkan panorama alam yang memanjakan mata.
Bukan hanya itu, hamparan sawah yang berada di kawasan desa ini menjadi tempat yang wajib didatangi pengunjung.
Dengan begitu, pengunjung bisa merasakan hembusan angin sepo-sepoi dan tentunya sarasa hidup damai.
Untuk mengunjungi Desa Pepandungan, tentunya tidak mesti membayar alias gratis.
Hanya saja untuk menempuh ke desa tersebut membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dari Kota Enrekang.